Crystal Chan--Maritime Port and Authority of Singapore (MPA) telah mulai mengembangkan sistem manajemen lalu-lintas kapal generasi baru untuk efisiensi dan kemudahan navigasi di Selat Singapura.

Hal ini diumumkan oleh Ketua MPS Lucien Wong pada Konferensi dan Pameran Pencemaran Minyak dan Bahan Kimia Internasional pada 22 April.

Selat Malaka dan Singapura adalah dua dari jalur pelayaran dunia yang paling vital dan sibuk, tempat persilangan perdagangan Timur dan Barat.

Kejadian tiga tabrakan dalam kurun 13 hari di Singapura tahun 2014 lalu menandai bagaimana sibuknya selat tersebut.

Wong mengatakan,” Karena lalu-lintas kapal diharapkan akan meningkat di masa depan, sistem ini didasari penggunaan teknologi seperti analisis data dan perangkat dukungan pengambilan keputusan yang secara aktif dapat membantu kapal untuk merencanakan jalur pelayarannya, memberikan masukan rute terbaik untuk tiba di pelabuhan dengan aman dan efisien, sekaligus juga mengurangi potensi terjadinya sumbatan di perairan kami melalui deteksi awal terjadinya titik-titik kepadatan.”

 MPA juga bekerjasama degan spesialis sistem navigasi Norwegia, Kongsberg Maritime dalam penelian dan pengembangan proyek yang dinamakan C-SharpER, yang menggunakan radar untuk mendeteksi jejak minyak di air.

Wong juga mengingatkan delegasi yang hadir untuk tidak melupakan tumpahan minyak Deepwater Horizon yang terjadi tahun 2010, yang merupakan tumpahan minyak terburuk dalam sejarah Amerika Serikat.

Dia mengatakan,”Sampai lima tahun, masyarakat nelayan dan kehidupan liar di Teluk Meksiko akan terus bergulat dengan dampak tumpahan minyak yang besar ini. Terlepas dari skala tumpahan minyaknya, kita diingatkan tentang pentingnya kesiapan dan persiapan untuk memberikan respon yang cepat dan efektif terkait kejadian kecelakaan di laut, termasuk tumpahan minyak dan bahan kimia.” **

 

Sumber: diolah dari www.ihsmaritime360.com