Tiga bulan terakhir ini telah menjadi masa terburuk bagi sektor angkutan serbaguna dan yang berbasis proyek karena angkutan individual dan muatan sektor terkait proyek masih tetap lesu, dengan sedikit catatan bahwa volume muatan akan meningkat signifikan pada akhir 201, demikian menurut konsultan pelayaran Drewry.

Tarif masih terus turun hingga hanya untuk menutup biaya operasional, dan sebagai sektor yang bersaing dengan kapal peti kemas dan muatan curah, pasar kapal MPV menjadi semakin lemah untuk mempertahankan pangsanya.

“Jalur angkutan peti kemas rugi milyaran dollar karena mereka mengangkut sembarang muatan, sementara angkutan muatan curah berjuang dengan Baltic Dry Index (BDI) yang mencapai rekor terendah di bawah titik indeks 300 mengikuti kelebihan pasokan dan lemahnya permintaan yang berlanjut,” kata Drewry.

“Kami lebih pesimistis dengan prospek jangka pendek dibandingkan posisi enam bulan lalu, tetapi kami dapat melihat pemulihan di sektor ini, meskipun masih jauh. Kami tidak melihat bahwa akan ada kelanjutan (atau mungkin ada lagi) perusahaan pelayaran besar yang bangkrut dalam jangka waktu dekati ini, namun mereka yang memegang kendali uang akan cenderung membatasi pembiayaan kepada para pemilik kapal yang lebih kecil,” kata Susan Oatway, analis kepala bidang pelayaran serbaguna di Drewry.

Sementara telah ada sedikit peningkatan di tarif angkutan peti kemas, itu sepertinya tidak akan lama dan cukup berarti untuk mengalihkan jalur ini dari sektor muatan individual. Namun, BDI telah berada di titik baliknya dan bergerak kembali melampaui 1.000 poin pada akhir Agustus.

Drewry mengatakan bahwa terlihat adanya perbaikan pada perdagangan muatan kering selama periode yang diperkirakan ,dan khususnya pada perdagangan muatan curah kering.

Meskipun pada 2015 hingga 2020 pangsa pasar kapal MPV diperkirakan akan menurut sekitar 1% tiap tahunnya dan diramalkan akan mencapai titik terendah pada 2017 dan kembali ke pertumbuhan yang positif setelah itu.

“Meskipun optimisme kami pada sektor ini belum bisa disuarakan, masih ada beberapa kantong pertumbuhan. Dengan harga minyak mentah diramalkan akan kembali naik di atas 55 Dollar AS per barel tahun depan, sektor pelayaran berbasis proyek diharapkan akan kembali mendapatkan peminat. Akan ada juga beberapa potensi pengadaan di Timur Tengah dan Afrika. Dan akan ada juga ketertarikan baru di energi terbarukan, khususnya energi angin di AS. Masalah utama tetap pada sektor pesaing, khususnya pelayaran peti kemas dengan strategi harga yang agresif yang menjauhkan muatan dari kapal-kapal MPV,” kata Oatway. **

 

Diolah dari http://worldmaritimenews.com/archives/203560/drewry-optimism-for-multipurpose-shipping-remains-muted/