Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla mengatakan kepada para pemilik kapal untuk tidak bernegosiasi atau membayar tebusan untuk melepaskan abk-nya yang diculik oleh Abu Sayyaf, kelompok militan yang beroperasi di laut di negara tetanggal Filipina.

Abu Sayyaf telah menculik lebih dari 20 orang pelaut beberapa bulan belakangan ini, menuntut uang tebusan yang besar.

Tapi itu mungkin jika dari perusahaan. Untuk keselamatan pegawainya mereke bernegosiasi, tapi ini mengarah (pada penculikan lagi),” kata Kalla awal minggu ini.

“Membayar tebusan mendorong penculikan lagi,” tambah Kalla.

Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Indonesia Luhut Pandjaitan meminta para pemilik kapal untuk menggunakan kapal yang lebih besar ketika mengirimkan batubara ke Filipina sebagai pencegahan.

“Kapal yang kita pakai untuk mengirimkan batubara tidak besar dan gampang menjadi sasaran pembajakan. Jika kita menggunakan kapal lebih besar akan lebih sulit (bagi kelompok militan untuk membajak),” kata Luhut.

Pemerintah Indonesia juga telah menyarankan para pemilik kapal untuk menggunakan pengawalan di atas kapal.

Indonesia, Malaysia, dan Filipina telah menyatakan untuk meningkatkan patroli di laut Sulu dan Sulawesi untuk memerangi Abu Sayyaf. Kolumnis Splash Andrwe Craig-Bennet menggambarkan daerah ini sebagai “Somalia yang berikut.” **

 

Diolah dari http://splash247.com/paying-ransoms-only-encourages-more-abu-sayyaf-kidnappings-indonesian-vp/