Para Menteri Luar Negeri dari Indonesia, Malaysia, dan Filipina dalam pertemuan tanggal 5 Mei sepakat untuk melakukan patroli laut tambahan dan menyiapkan saluran hotline untuk memerangi bajak laut dan penculikan di perairan perbatasan ketiga negara.

Upaya baru ini akan dikembangkan dari kerjasama yang sudah ada di antara ketiga negara dan akan menggunakan kekuatan militer untuk memberikan “bantuan segera” kepada kapal-kapal yang mengalami masalah di perairan yang dikuasai bajak laut, demikian menurut pernyataan para Menlu dan Pimpinan Angkatan Bersenjata Indonesia, Malaysia, dan Filipina.

Sebuah pusat nasional akan dibentuk di antara ketiga negara untuk berbagi informasi dan data intelijen serta mengkoordinasikan respon atas keadaan darurat dan ancaman kemanan yang terjadi. Hotline komunikasi akan memainkan peranan dalam hal ini dan bertujuan untuk meningkatkan bagaimana mengatur upaya tanggap darurat dilakukan.

Institusi keamanan maritim dari ketiga negara juga telah memutuskan untuk bertemu “sesegera mungkin” dan bersidang secara teratur untuk megkaji upaya kerejasama baru ini dan merumuskan prosedur standar operasi (SOP).

Asosiasi Pemilik Kapal Nasional Indonesia (INSA) telah menghimbau para anggotanya untuk melakukan perjalanan secara beriringan jika melewati sembarang perairan dekat Mindanao jauh di selatan yang berbatasan dengan Filipina.

Pada akhir April lalu kelompok militan Filipina Abu Sayyaf dikabarkan memenggal sandera Kanaca setelah pemerintahnya gagal menyediakan tebusan 6,5 juta Dollar. Kelompok tersebut telah menyerang beberapa kapal dua bulan belakangan ini, menculik lebih dari 20 pelaut sebagai sandera. Sepuluh pelaut Indonesia dilepaskan oleh kelompok tersebut tanggal 1 Mei lalu setelah sebulan ditawan, tetapi masih ada sekitar delapan orang dari Indonesia dan Malaysia yang disandera.

Pertemuan 5 Mei di Jakarta itu dihadiri oleh Menteri Luar Negeri Indonesia Retno LP Marsudi, Menteri Luar Negeri Malaysia Dato’ Sri Anifah Aman, dan Menteri Luar Negeri Filipina Jose Rene D Almedras.

Angkatan bersenjata Indonesia diwakili oleh KASAD Jenderal Gatot Nurmantyo dan Komandan Pertahanan Malaysia Jenderal Tan Sri Dato’ Sri (Dr) Zulkifeli bin Mohd. Zin ditambah Komandan Angkatan Laut Filipina Laksamana Madya Caesar C Taccad AFP yang mewakili PLT Kepala Staf Angkatan Bersenjata. **

Diolah dari http://splash247.com/malaysia-indonesia-and-philippines-to-strengthen-anti-piracy-cooperation/