44 pelaut sejauh ini masih ditawan tahun ini di tengah meningkatnya kekerasan di lepas pantai Afrika Barat, demikian yang ditunjukkan oleh data terbaru dari International Maritime Bureau (IMB) International Chamber of Commerce (ICC).

IMB mencatat 37 kejadian perompakan dan perampokan bersenjata di seluruh dunia dalam kuartal pertama 2016, menurun dari 54 pada periode yang sama tahun sebelumnya. Tiga kapal dirompak dan 29 dinaiki, dengan 26 awak diculik untuk tebusan dan 28 masih disandera.

Secara global, Nigeria dan Pantai Gading membukukan dua dari tiga penculikan yang terjadi, dan keseluruhan 28 sandera, sementara Teluk Guinea mendominasi perompakan dunia dalam konteks angka dan kejadian. Selain itu di kawasan tersebut terjadi pula penculikan 16 orang awak dari kapal tangker kimia dan produk minyak dalam empat kejadian terpisah.

“Laporan pada kuartal terakhir mengindikasikan kekerasan yang tidak dapat diterima terhadap kapal dan awaknya di Teluk Guinea, khususnya di sekitar Nigeria. Peningkatan penculikan yang terjadi belakangan ini menjadi sebab perlunya ada perhatian besar,” kata Direktur IMB Pottengal Mukundan.

Berdasarkan kawasan, IMB menandai sepuluh kejadian di laut India dalam kuartal pertama 2016. Pelabuhan Kandla di barat India melaporkan tujuh dari kejadian ini—lebih dari semua yang terjadi pada 2015. Kejadian itu didominasi oleh pencurian tingkat rendah oleh sekelompok perampok bersenjata yang mengincar kapal-kapal yang lego jangkar.

Tidak ada kapal tanker produk minyak kecil yang dibajak di Asia Tenggara pada 2016 sampai sejauh ini, setelah serangkaian gelombang serangan antara April 2014 dan Agustus 2015, yang sebagian besar akibat tindakan yang dilakukan oleh otoritas Indonesia dan Malaysia terhadap kelompok perompak di tahun 2015.

Indonesia mencatat empat pencurian tingkat rendah, penurunan yang berarti dibandingkan 21 kejadian yang tercatat pada kuartal pertama 2015.

Philippina adalah tempat terjadinya perompaan ketiga di tahun ini, setelah dua kapal tangker produk minyak dibajak di laut Afrika Barat.

Tidak ada perompakan yang dilaporkan terjadi di laut Somalia. Walaupun demikian, hingga 31 Maret 2016, kelompok yang dicurigai perompak Somalia masih menyandera 29 awak kapal untuk tebusan. **

 

Diolah dari http://worldmaritimenews.com/archives/190155/44-seafarers-captured-as-violence-rises-in-west-africa/